Tuesday 21 January 2014

G

Tuhan,
Bolehkah aku menitip salam padanya?
Di malam sunyi ini aku ingin terlelap
tapi tak kuasa

Wajahnya selalu menghiasi ruang otakku
seperti remaja, memang.
Tapi beginilah.
Aku merindunya.

Aku pikir aku sudah bisa melepaskan
yang lebih dari satu dasawarsa selalu jadi asa
Ia hadir tanpa kurasa
Namun ia selalu ada dalam asa, ternyata.

Tapi mungkin memang aku terlalu tinggi ekspektasi
Terlalu mengawang bahwa ia akan bersikap dewasa
nyatanya tidak
kami menjauh

Entah harus bagaimana
mengapa semua selalu menjauh pada akhirnya?
Aku sebenarnya tak ingin
Aku sebenarnya ingin ia tahu bahwa aku percaya padanya.

Tuhan,
Aku titip salam untuk G
apapun yang terjadi
Semoga ia sadar bahwa aku tak berkeberatan menunggu.(lagi).




No comments:

Post a Comment